Wednesday 9 July 2014

We See A They See B


Sumber : http://vi.sualize.us/awesome_female_that_speak_thousand_silent_words_eyes_woman_portrait_face_picture_8REM.html


Ngapain sih orang kayak gitu masih dibaikin? Jangan terlalu baik jadi orang, biasanya orang baik ditinggalin karena alasan 'kamu terlalu baik buat aku' lho"
atau
"Males ah baikin orang kayak gitu"
atau
"Terlalu baik sama bego beda tipis"
atau
"Baiknya orang ada batasnya juga kali"
atau
"Ya aku baikin dia kalo dia baikin aku juga"

Pernah nggak kita dengar kalimat seperti itu di sekitar kita? Atau bahkan kita sendiri yang melontarkan kalimat itu? Atau kita yang menerima ucapan seperti itu? #mindblown

Baik dan buruk, itu beda dengan hitam dan putih. Beda dengan manis atau pedas. Beda dengan siang atau malam.
Baik dan buruk itu seperti arah, utara dan selatan. Seperti jarak, jauh dan dekat. Seperti cahaya, gelap dan terang.

Saat ini saya sedang hidup di Pulau Jawa. Bagi saya, Pulau Bali itu berada di sebelah timur. Tapi bagi kawan saya yang sedang berada di Pulau Lombok, Pulau Bali ada di sebelah baratnya. Ya bisa sih untuk mengatakan bahwa Pulau Bali itu ada di sebelah barat Pulau Jawa, karena bumi itu kan bulat. Dengan catatan kita harus memutari beeeerbagai pulau lainnya dulu. Lain lagi bagi penduduk dari Pulau Kalimantan, mereka bilang bahwa Pulau Jawa itu ada di sebelah tenggara pulau mereka. Ada yang salah nggak dari semua pernyataan di atas?

Tapi Pulau Bali itu jauh. Jauh darimana? Iya kalau kamu sedang berada di Yogyakarta dan kamu hanya memiliki akses sepeda kayuh untuk mencapai tempat itu. Tapi walaupun kamu sedang berada di luar negara Indonesia pun, tapi kamu memiliki akses tak terbatas untuk menuju Pulau Bali, kamu punya pesawat jet, kamu punya relasi, kamu punya informasi soal Pulau Bali, kamu punya kemauan untuk menuju Pulau Bali, apa iya Pulau Bali masih menjadi destinasi yang jauh untuk dituju?

Saya ingat satu kalimat yang diucapkan oleh dosen Agama Islam di kampus saya yang masih terngiang sampai detik ini: "Sesungguhnya yang paling absolut di dunia ini hanyalah Tuhan. Dan manusia adalah makhluk yang nisbi".

Nisbi menurut KBBI: hanya terlihat (pasti; terukur) kalau dibandingkan dng yg lain; dapat begini atau begitu; bergantung kpd orang yg memandang; tidak mutlak; relatif:betapa -- nya moral itu; cantik itu -- , bergantung kpd yg melihat;

Belajar dari kalimat itu, membuat saya selalu ingat untuk kembali kepada hakikat manusia. Relatif dan tergantung kepada yang melihat.

Bisa jadi sebatang lilin dan korek api yang ada di laci perkakas itu saat ini tidak ada artinya karena lampu dan keberadaan listrik di rumah sudah lebih dari cukup. Kalau saya mau pun saya bisa nyalakan semua lampu di rumah selama 7x24 jam. Lain cerita saat lilin itu disematkan di atas kue ulang tahun dan diberikan oleh orang-orang yang saya sayangi dan menyayangi saya. Cerita dari lilin, kue, dan orang-orang di sekitar saya itu tentu tidak bisa ditukar dengan lampu berdaya 1300 yang dinyalakan 7x24 jam. Alih-alih malah lampu di rumah saya yang dimatikan supaya keberadaan lilin-lilin itu terasa semakin sweet dan sinarnya cukup untuk menerangi yang penting-penting saja.

Everyone has a reason. And story behind. And also the experience. Or other's experiences.

Jadi gimana?
Fastabiqul khairat saja ya, hehehe.




290414



Blogger Babes are Sophisticated Bloggers Seeking Simple Solutions and Support indonesian hijabblogger