Tuesday 20 October 2015

The First Step to Move On : Create Vision!




Bercerita tentang tujuan hidup, aku telah menuliskannya setahun yang lalu di secarik kertas kosong.  Waktu itu adalah penghujung tahun 2014, dan aku sedang berkumpul dengan teman-teman ESQ DIY di rumah seorang senior kami. Beruntung sekali saat itu aku hadir meskipun tidak tepat waktu. Saat diskusi itu, Kak Novel dan Kak Lia (mereka adalah sepasang suami istri yang menjadi teladan kami, hehehe) membimbing kami untuk membuat sebuah resolusi untuk tahun selanjutnya. Untuk apa? Supaya kami bisa melangkahkan kaki dengan lebih terarah, memiliki tujuan, dan tahu jalan mana yang harus dilalui untuk menuju ke sana. Bahasa gaulnya, supaya kami bisa move on dengan cara yang benar!
Kak Novel dan Kak Lia membagikan kami masing-masing selembar HVS yang kosong. Tanpa boleh menyontek, mereka mendiktekan kami banyak pertanyaan, dan kami harus menjawab satu per satu secara jujur. JUJUR.
Dimulai dari identitas utama seperti nama lengkap, tanggal lahir, usia saat ini, saudara, pendidikan terakhir dan estimasi kelulusan, hobi, cita-cita, dan mengapa kamu memilih cita-cita tersebut.
Pada sub topik kedua, terdapat pertanyaan-pertanyaan inti yang mengarahkan kami untuk menuliskan sendiri gambaran besar impian dan kesiapan dalam menjemput impian tersebut. Ada banyak pertanyaan dan harus dijawab dengan jujur sesuai dengan kata hati. Aku sendiri sekarang hanya bisa tersenyum kecil saat membaca tulisanku sendiri setahun yang lalu.
Sub topik ketiga hanya memiliki 1 pertanyaan. Apa resolusi utama kamu di tahun 2015?

Sampai saat ini, kertas itu masih aku simpan di dompet, sesuai dengan saran mereka. Tujuannya supaya aku bisa sering-sering menengok harapanku sendiri di kala aku lengah di tengah jalan dan hilang arah. Hehehe. Pada intinya, di penghujung tahun 2014 itu aku menuliskan resolusi utama di tahun 2015 adalah fokus berjalan menuju jalur berkarir. Setidaknya, di tahun ini aku ingin benar-benar memantapkan apakah aku memang ingin menjalani hidup menjadi wanita karir, atau menjalani peran yang lain.
Tidak cukup sampai di situ. Kami bahkan sudah menuliskan rencana hidup lainnya di tahun berikutnya. Benar, itu memang hanya sebatas mimpi dan cita-cita. Tapi sungguh, ketika aku kembali membaca deklarasi pribadiku ini secara tak terduga, aku seolah menemukan kembali benang merah yang akan aku runut. Aku kembali pada diriku sendiri.


Masa depan memanglah masih menjadi rahasia dari Allah. Tapi tak ada salahnya jika kita selalu menyiapkan reminder-reminder sederhana untuk diri kita sendiri dalam menjalani kehidupan. Dan ketika rencanamu ternyata terwujud satu per satu secara nyata, maka hal pertama yang muncul dari dalam hati adalah : “Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?”.

JKT, 21102015

Blogger Babes are Sophisticated Bloggers Seeking Simple Solutions and Support indonesian hijabblogger