Pagi ini dibuka dengan
kiriman pesan singkat dari seorang sahabat lewat line. Sebenarnya dikirim tadi
malam, tapi tengah malam itu nyawa saya sudah istirahat sejenak, jadi baru
kebuka paginya. Kurang lebih bunyinya begini:
"Fii, ajarin aku buat mandiri ga manja ga nyusahin ga
ngerepotin orang :)"
Kaget pertama, lalu saya
senyum, setelah itu baru berpikir. Bukan langsung berpikir mau jawab gimana,
tapi lebih ke 'Loh, kenapa ya ini anak tiba-tiba nanya gini?'. Ada sebab ada akibat,
jelas ada insiden (yang saya nggak belum tahu) yang melatarbelakangi anak
ini sampai tanya hal seperti itu di tengah malam.
Hipotesa
saya sih: Sahabat saya yang
satu ini sepertinya sedang merasa 'tergantung' pada orang lain, entah itu satu
orang atau beberapa. Sudah gitu, dia merasa
kalau dia ini hanya merepotkan di mata orang lain. Dan dia ingin berubah.
Yang masih menjadi
pertanyaan adalah: apakah keinginan berubah ini atas dasar inisiatifnya untuk
menjadi orang yang lebih baik atau supaya dia tidak membebani orang yang dia
pikir dia bebani?
Saya sendiri sejujurnya
juga tidak bisa menjawab baik secara sbujektif, apalagi objektif. Karena
menurut saya kemandirian seseorang itu relatif. Seperti halnya kesuksesan.
Semua berangkat dari garis start yang berbeda. Ada orang yang
dilahirkan benar-benar dari nol, serba nggak punya. Ada juga orang yang
dilahirkan dari 'kelas 2', hampir memiliki segalanya. Itupun klasifikasinya
akan amat sangat luas sekali. Seberapa banyak definisi 'segalanya'? Ah.... Cerita
hidup masing-masing orang kan berbeda. Daya juang yang dilakukan pun sangat
variatif. Maka cara pandang yang terbentuk juga akan lain. Serba nisbi.
Kembali pada kasus sahabat
saya, saya hanya bisa menjawab sesuai dengan kacamata saya. Menurut saya, kemandirian
itu ada karena didukung oleh keadaan dan kemauan. Bagaimana kita menepis mindset diri kita sendiri bahwa mandiri
sama dengan susah. Jauhkan kalimat "Ih, kasian banget sih gue ngelakuin
apa-apa sendirian" dari dalam diri kita sendiri!
Karena mandiri itu bukan
yang seperti itu. Mandiri adalah bagaimana kita bisa melakukan suatu pekerjaan
itu sendiri, which is meskipun nanti saat tidak ada
orang lain yang membantu melakukan, kita tetap bisa melakukan. Ini juga bukan
berarti kita tidak butuh orang lain. Orang lain cukup dijadikan benchmark, inspirasi, motivasi, atau apapun
itu terserah kita menempatkannya.
Mandiri itu bagaimana kita
tetap happy melakukan kegiatan kita secara
bertanggungjawab. Based on
true story, sekalinya saya
tergantung pada seseorang dalam mengerjakan sesuatu, pada saat itu juga saya
mengeliminasi kebahagiaan yang bisa saya ciptakan sendiri. Ketika orang lain
itu tidak lagi ada untuk saya, maka saya akan merasa tidak punya kemampuan
untuk melakukan sesuatu, dan justru seperti memulai semua dari nol, saya harus
belajar dari awal. Malah ribet kan? Iya.....
Note:
Mandiri tidak berarti selalu berkaitan dengan kemandirian secara finansial ya.
Sampai saat ini pun saya
masih terus belajar untuk menghargai orang di sekitar saya yang berniat baik
untuk membantu saya melakukan sesuatu. Betapa beruntungnya saya ya, dikelilingi
orang yang menyayangi saya melalui cara mereka masing-masing. Maka dari itu
saya merasa bahwa saya ini pun masih sering tergantung dengan orang lain, masih
manja, masih harus banyak usaha untuk bisa berdiri di kaki saya sendiri.
Nggak memungkiri kalau di
pikiran itu kadang muncul :
"Enak banget ya jadi
si A, kalau mau sesuatu selalu ada yang bantuin. Enaknya jadi si B, nggak perlu
susah-susah ngelakuin sesuatu untuk dapetin sesuatu"
Oh no, percayalah itu
kalimat racun!!!
Kalimat itu akan
terinternalisasi dalam diri kita, lalu terbentuk jadi mindset kita, lalu masuk lebih dalam jadi
karakter kita, tidak lama kemudian dia akan mengendalikan kita untuk menjadi
tergantung dengan orang lain.
Mengutip status twitter salah satu teman saya: "orang yang benar-benar
hidup adalah orang yang selalu hijrah".
Jadi ayo saling bantu orang
di sekitar kita untuk hijrah ke tempat yang lebih baik dari saat ini. Jangan
pernah lelah memberi perhatian pada orang di sekitar dengan segala kekurangan
dan kelebihan mereka. People
come and go, but save them, our best supporter.
Yang paling penting adalah:
Jangan malas untuk diajak hijrah!
Yogyakarta, 28 April 2014
No comments:
Post a Comment