Apa
yang ditakdirkan untukmu tidak akan pernah Allah izinkan menjadi milik yang
lain. Pun apa yang telah ditakdirkan untuk orang lain, tidak akan pernah Allah
izinkan untuk jadi milikmu. Rezekimu akan menjadi milikmu, jodohmu nanti akan
menemuimu, dan kematianmu akan menjemputmu, kapanpun Allah telah rencanakan. Harus
diusahakan, tapi tidak bisa kita paksakan.
Hal
paling sepele yang menjadi contoh adalah ketika saya dan teman saya membeli
gorengan jauh dari kota Depok, dibeli secara lunas, dan direncanakan akan kami
nikmati sesampainya di Jakarta. Sudah sah dan halal kan secara akad? Sudah bisa
kita nikmati toh? Tapi ternyata oh ternyata, atas nama kelalaian kami berdua,
gorengan yang berisi mendoan terkenal asal Depok yang telah kami impi-impikan
itu jatuh di jalan! Seluruhnya! Seplastik-plastiknya! Dan kami tidak menyadari.
Setingkat
di atas hal sepele di atas, contohnya ketika saya menerima pengumuman
pendaftaran kuliah. Pagi itu masih buta, jam 5, dan pengumuman dapat dilihat
secara online. Kami sekeluarga berkumpul mengelililingi laptop, dan saya
melakukan login. Alhamdulillah lolos!
Senangnya! Hari itu pun berlalu dengan cerahnya. Iseng-iseng saya lihat portal
itu lagi sore jam 4, lha kok, tulisannya
berubah menjadi; “Mohon maaf Anda belum diterima di Jurusan ini”. Ya jelas hati
ini mencelos, jantung seperti ketinggalan di suatu tempat yang lain, lutut
rasanya kehilangan kekuatan untuk menopang tubuh. Ya ampun. Saya nggak jadi
diterima nih? Ibu saya pun membantu mencarikan info melalui temannya, mengenai
apa yang terjadi dengan portal ini? PHP tingkat duniawi! Saya ingat betul sore
itu Ibu saya membawa saya pergi jalan-jalan ke toko hape karena saya jadi
murung dan sedih. Maksud hati beliau ya untuk menghibur saya. (Wah, hiburannya
mahal ya).
Namun
kembali lagi pada prinsip rezeki tidak akan salah pintu. Ternyata memang siang
sampai sore itu portalnya sedang down. Kamipun
mampir ke warnet di dekat toko hape (lumayan lah dapat hape), dan mengecek
kembali portal tersebut. Kata teman Ibuku, sekarang portalnya sudah valid dan
hakiki. Dag dig dug menit dan menit itu kulalui. Dan ternyata, masih menjadi
rezeki saya! Ditambah lagi dengan hape itu kan? Kesedihan yang berakhir dengan
kegembiraan yang berlipat toh?
Sungguh
Allah memang Maha Asyik dalam menunjukkan kuasa-Nya.
Yang
ikhlas dan sabar aja.
Jakarta, 27 Juni 2016
No comments:
Post a Comment