Dimulai dari kembalinya
si Mas menghubungiku melalui chat Line (yang sebetulnya pernah dilakukannya,
dengan kedok mengucapkan selamat ulangtahun ke 25, tahun 2017), tapi aku hanya
membalas sekenanya dan tidak kemudian mengindahkannya.Maklum, saat itu
kehidupanku masih sangat ruwet. Hahaha. Lalu dia muncul kembali
di notifikasiku pada awal tahun 2018, juga secara biasa-biasa saja.
Saat itu posisi Mas
penempatan di Bali, dan aku bekerja di Jakarta. Sedangkan kampung halaman kami
ada di Jogja dan Magelang. Maka butuh sebuah kebetulan atau konspirasi alam
yang luar biasa untuk bisa membuat kita bertemu, apalagi kembali dekat. Setelah
beberapa kali bertemu saat sama-sama pulang kampung, intensitas komunikasi
meningkat seiring berjalannya waktu. Lucu sekali. Semua terjadi secara biasa-biasa saja, pun sebetulnya sudah sedikit
mengenal saat sama-sama ada di bangku kuliah kan.
Suatu
hari di pertengahan bulan Maret atau April, aku lupa, pembicaraan yang selama ini
diisi oleh omong kosong kesana kemari, tiba-tiba si Mas mulai nyerempet ke
hal-hal yang sensitif bagiku.
“Iya, aku mulai ditanya orangtuaku,
kapan mau serius sama cewek”
“Oh
gitu ya. Iya sih, kan udah kerja juga, mau cari apalagi, ya kan, hehe”
“Iya. Ya aku cerita sih kalau aku lagi
deket sama kamu aja”
“Hmmm.
Gitu ya. Hahaha”
“Ya kalau kamu mau serius, aku serius.
Siapa tau kita cocok, kita coba lanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius.”
“Emang...
Kamu rencana nikahnya kapan?”
“Aku ga ada target sih, mungkin tahun
depan”
“Oh gitu.
Ya aku kalau memang ada yang serius dan kita sama-sama cocok, aku sih males
pacaran aja. Kalau deketnya tahun ini ya aku pengennya ya dijelasin di tahun
ini aja. Tapi kalau kamu siapnya tahun depan yaudah, ga usah diomongin ini
sekarang, hehe.”
Intinya
adalah: Aku jujur dengan apa yang
ada di pikiran dan keinginanku. Entah bisa terwujud atau tidak, tapi yang
penting aku sudah mengungkapkan apa yang ada di kepalaku. Perkara cocok atau
tidak ya tidak masalah. Worst case nya, kalau dengan aku jujur
terhadap keinginanku kemudian si Mas tidak cocok, ya anggap saja memang kita
belum jodoh saat itu. Tidak apa apa. Nothing to lose. Sungguh tidak harus
ada yang dipaksakan.
Sampai akhirnya setelah melalui perjalanan batin yang panjang, kami memberanikan diri untuk membawa ikhtiar itu ke arah yang lebih serius. Dan saat yang mendebarkan itu tiba, ketika kedua keluarga kami pun bertemu untuk buka puasa bersama di kediamanku. Tepatnya pada 13 Juni 2018. Pada saat itu pula diputuskan untuk mengadakan acara lamaran di tanggal 23 Juni 2018. Satu minggu setelah lebaran, dan tepat di hari ulang tahunku.
Denpasar, 24 Juni 2019
No comments:
Post a Comment