Monday, 24 June 2019

Nostalgia Kisah Lama





Dimulai dari kembalinya si Mas menghubungiku melalui chat Line (yang sebetulnya pernah dilakukannya, dengan kedok mengucapkan selamat ulangtahun ke 25, tahun 2017), tapi aku hanya membalas sekenanya dan tidak kemudian mengindahkannya.Maklum, saat itu kehidupanku masih sangat ruwet. Hahaha. Lalu dia muncul kembali di notifikasiku pada awal tahun 2018, juga secara biasa-biasa saja.

Saat itu posisi Mas penempatan di Bali, dan aku bekerja di Jakarta. Sedangkan kampung halaman kami ada di Jogja dan Magelang. Maka butuh sebuah kebetulan atau konspirasi alam yang luar biasa untuk bisa membuat kita bertemu, apalagi kembali dekat. Setelah beberapa kali bertemu saat sama-sama pulang kampung, intensitas komunikasi meningkat seiring berjalannya waktu. Lucu sekali. Semua terjadi secara biasa-biasa saja, pun sebetulnya sudah sedikit mengenal saat sama-sama ada di bangku kuliah kan.

Suatu hari di pertengahan bulan Maret atau April, aku lupa, pembicaraan yang selama ini diisi oleh omong kosong kesana kemari, tiba-tiba si Mas mulai nyerempet ke hal-hal yang sensitif bagiku.
“Iya, aku mulai ditanya orangtuaku, kapan mau serius sama cewek”
“Oh gitu ya. Iya sih, kan udah kerja juga, mau cari apalagi, ya kan, hehe”
“Iya. Ya aku cerita sih kalau aku lagi deket sama kamu aja”
“Hmmm. Gitu ya. Hahaha”
“Ya kalau kamu mau serius, aku serius. Siapa tau kita cocok, kita coba lanjutkan hubungan ke arah yang lebih serius.”
“Emang... Kamu rencana nikahnya kapan?”
“Aku ga ada target sih, mungkin tahun depan”
“Oh gitu. Ya aku kalau memang ada yang serius dan kita sama-sama cocok, aku sih males pacaran aja. Kalau deketnya tahun ini ya aku pengennya ya dijelasin di tahun ini aja. Tapi kalau kamu siapnya tahun depan yaudah, ga usah diomongin ini sekarang, hehe.”

Intinya adalah: Aku jujur dengan apa yang ada di pikiran dan keinginanku. Entah bisa terwujud atau tidak, tapi yang penting aku sudah mengungkapkan apa yang ada di kepalaku. Perkara cocok atau tidak ya tidak masalah. Worst case nya, kalau dengan aku jujur terhadap keinginanku kemudian si Mas tidak cocok, ya anggap saja memang kita belum jodoh saat itu. Tidak apa apa. Nothing to lose. Sungguh tidak harus ada yang dipaksakan.

Sampai akhirnya setelah melalui perjalanan batin yang panjang, kami memberanikan diri untuk membawa ikhtiar itu ke arah yang lebih serius. Dan saat yang mendebarkan itu tiba, ketika kedua keluarga kami  pun bertemu untuk buka puasa bersama di kediamanku. Tepatnya pada 13 Juni 2018. Pada saat itu pula diputuskan untuk mengadakan acara lamaran di tanggal 23 Juni 2018. Satu minggu setelah lebaran, dan tepat di hari ulang tahunku.



Denpasar, 24 Juni 2019

No comments:

Post a Comment

Blogger Babes are Sophisticated Bloggers Seeking Simple Solutions and Support indonesian hijabblogger